Minggu, 01 April 2012

Wanita Dalam Perubahan Moral part IV

 <- Kembali ke part III
         Peranan wanita dalm perubahan moral ke arah yang lebih baik sangatlah vital. Karena melalui tangan wanitalah generasi-generasi bangsa dilahirkan dan dibesarkan. Wanita dengan segala pesonanya juga menjadi ikon tersendiri bag setiap perubahan, baik itu sebuah perbaikan maupun dekadensi. Maka disinilah perlunya wanita menjaga diri dan melindungi diri untuk tetap mempertahankan derajat, kehormatan, dan martabatnya.

Wanita Dalam Perubahan Moral part III

<--kembali ke part II
B. Peranan Wanita dalam Perubahan Moral
            Salah satu hal yang sangat ditekankan di dalam Islam adalah akhlak atau moral. Akarena dengan moral inilah manusia mampu membangun sebuah peradaban dan mengukir sejarah. Islam memperhatikan betul mengenai hal ini hingga Rasul sendiri bersabda: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
            Di zaman yang semakin berkembang ini, dekadensi moral merebak di mana-mana. Arus ide-ide asing yang bertentangan dengan ajaran Islam mulai memasuki ranah pemikiran pemeluk Islam secara besar-besaran. Dan mayoritas korbannya adalah para wanita di mana merekalah yang dipergunakan sebagai alat untuk mensosialisasikan ide-ide jahiliah modern ke dalam pemikiran pemeluk Islam. Mereka menjadi korban iklan, film, dan fashion yang pada hakikatnya memang menjadikan para wanita itu batu loncatan untuk menghancurkan Islam dan menjadikan Islam semakin terpuruk. Wanita merupakan alat yang efektif dan efisien utuk menghancurkan generasi muslim.
            Barat menyadari benar hal tersebut. Karenanya, wanita harus cepat sadar dan berbenah diri. Wanita harus kembali mendapatkan harga dirinya. Dan hal ini dapat dicapai dengan perbaikan akhlak.  
“Wanita adalah tiang Negara. Jika wanitanya baik maka tegaklah Negara itu dan jika rusak maka runtuhlah negara itu.” (Al-Hadits)

Wanita Dalam Perubahan Moral part II

 <--kembali ke part I
A. Wanita dalam Sorotan Islam
            Wanita dalam bahasa Inggris menjadi “want” atau “wanted”, sehingga berarti bahwa “who is being wanted” atau seseorang yang dibutuhkan. Dalam bahasa Jawa kata wanita berarti “Wani ditata” (berani ditata) yang dapat ditafsirkan :
  1. Berani bila diatur; membantah atau tidak mau diatur
  2. Berani (tak ragu) bila diatur; menurut jika diatur.
Perbincangan mengenai wanita telah terjadi pada tahun 581 M dalam Kongres Besar Bangsa Eropa yang dihadiri oleh para cendekiawan, pemuka agama, dan pejabat kekaisaran. Mereka berusaha menemukan jawaban tentang siapa sebenarnya wanita itu?. Dan pada saat itu juga sempat dipertanyakan apakah wanita termasuk golongan manusia atau hewan. Pada kesimpulan akhir mereka menyepakati bahwa wanita adalah manusia yang diciptakan untuk menghamba kepada kaum pria. Namun, Islam menjawab hal ini dengan memberikan defenisi yang jelas. Allah berfirman:
“Dan bahwasannya Dia-lah yang mencipatakan laki-laki dan perempuan dengan berpasangan.” (QS. An-Najm: 45)

Peran Wanita Dalam Perubahan Moral part I

Latar Belakang
        Jika anda terlahir sebagai seorang wanita, bersyukurlah. Sesungguhnya Rasulullah telah mengajarkan umatnya untuk menghormati wanita, bahkan berwasiat secara khusus mengenai mereka di padang Arafah saat haji Wada’. Dan  Sesungguhnya Allah juga telah memberikan kemuliaan dan posisi yang tinggi kepada wanita. Ia telah menganugerahinya selaksa kelebihan atas lelaki, baik dari segi fisik maupun rohani. Secara fisik, wanita identik dengan kelembutan dan kehalusan. Dua kata tersebut seolah sangat lekat dan secara otomatis menjadi citra yang melekat pada dirinya, meskipun hal ini masih berlaku secara umum. Karena faktanya, ada juga wanita yang kelaki-lakian atau biasa disebut ‘gadis tomboy’.